Selasa, 18 Oktober 2016

KASUS PENGANCAMAN BERDASARKAN UU ITE

Waspada, Pemerasan Foto Bugil di Media Sosial


HONGKONG – Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hong Kong diimbau mewaspadai pemerasan lewat media sosial. Modusnya, calon korban dipacari. Setelah pelaku mendapatkan kiriman foto-foto dan video bugil dari calon korban, foto-foto dan video itu dijadikan senjata untuk memeras.
Imbauan itu disampaikan Konsul Kepolisian Danur Lieantara. Sudah ada tiga orang yang melapor secara verbal, namun belum melapor resmi kepada kami. Mereka menginformasikan, diperas oleh seseorang yang  menggunakan akun Facebookyang diduga palsu. Dia (pelaku) mengaku sebagai polisi,” ujarnya, saat ditemui Apakabar Plus, Jumat (11/3).
Awalnya, korban dijanjikan akan dinikahi. Mereka pun berpacaran jarak jauh, lalu diminta mengirimkan foto-foto dan video vulgar. Ternyata, foto-foto itu digunakan oleh si tersangka yang tinggal di Indonesia ini untuk memeras korban,” ujar Danur.
Si pelaku mengancam, kalau korban tidak memberikan sejumlah uang, ia akan menyebarkan foto-foto bugilnya.Ada satu orang yang sudah disebar foto-fotonya di media sosial,” ucapnya.
Konsul Danur mengimbau PMI Hong Kong berhati-hati dalam berkenalan dengan orang tak dikenal dan bermedia sosial, baik di Facebook, WhatsApp, maupun media social lainnya. Sebab, banyak orang di media social tidak menggunakan akun dan foto asli.
Misalnya, pakai foto polisi, tentara, atau pilot untuk terlihat menarik bagi korban. Modusnya, juga ingin menikahi,” kata Danur. Karena sudah yakin bakal dinikahi itulah, calon korban sering terpancing untuk berbagi fotofoto dan video bugil kepada pelaku.
Konsul Danur meyakini, di luar tiga orang yang telah mengadu, masih banyak korban lain yang tidak berani melapor.
 Ia menyarankan, korban-korban pemerasan yang yakin bahwa pelaku ada di Tanah Air melapor ke kantor polisi di Indonesia.
Pelaku dapat dijerat UndangUndang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Kasusnya, dapat ditangani bagian Cyber CrimeKepolisian Republik Indonesia.
Caranya, sama dengan kasus penipuan lowongan kerja ke Makau.Korban melaporke KJRI Hong Kong, lalu kami akan membantu berkoordinasi dengan kepolisian di Indonesia untuk menindaklanjuti laporan itu,” ujarnya. Tapi tetap harus melapor ke sana (di Indonesia). Tidak cukup melapor ke sini (KJRI),
tambah Danur.
Sedangkan kalau tersangkanya diyakini ada di Hong Kong, korban bisa melapor ke kantor Kepolisian Hong Kong. [razak] kasus ini masuk ke pasal 27 UU no 11 tahun 2008 ITE.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar